Menakjubkan, Ada Pohon Pisang Raksasa dan Anti-Gravitasi di Papua
Papua - Pegunungan Arfak adalah kabupaten baru di Papua Barat yang dimekarkan pada 2012 dari Kabupaten Manokwari. Daerah yang 80 persen merupakan kawasan hutan konservasi ini memiliki cukup banyak kekayaan alam yang tidak dapat ditemukan di daerah lain.
Baru-baru ini, kekayaan hayati yang menakjubkan ditemukan di pegunungan tersebut, yaitu pohon pisang raksasa. Konon, pohon pisang ini merupakan satu-satunya pohon terbesar di Indonesia bahkan di dunia.
Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat, memiliki beragam kekayaan hayati yang sangat menakjubkan, salah satunya pohon pisang raksasa yang dalam bahasa latin disebut Musa Ingens NW Simmonds.
"Ketinggian pohon pisang ini bisa mencapai 12 hingga 15 meter dengan diameter pohon atau pelepahnya lebih dari 50 cm. Pohon ini hidup di atas ketinggian 900 meter dari permukaan laut (dpl)," kata Kepala Pusat Penelitian Keanekaragaman Hayati (Puslit Kehati) Universitas Papua (Unipa) Manokwari, Charly Heatubun, dilansir Antara, Rabu (26/10//2016).
Selain menakjubkan dibanding pohon pisang pada umumnya, masyarakat meyakini, buah pisang tersebut berkhasiat untuk mengobati beberapa jenis penyakit.
Charly mengungkapkan, selain pisang raksasa Pegunungan Arfak pun memiliki satu jenis tanaman pisang yang hanya dapat ditemukan di daerah tersebut. Nama latin pisang ini adalah Musa Arfakiana Argent.
"Umumnya tandan pisang itu menjuntai ke bawah mengikuti gravitasi bumi. Namun tandan dari pohon pisang Musa Arfakiana ini menjulur ke atas, tanaman ini endemik Pegunungan Arfak," ujar dia.
Pohon Aneh Melawan Gravitasi
Charly mengungkapkan, selain pisang raksasa Pegunungan Arfak pun
memiliki satu jenis tanaman pisang yang hanya dapat ditemukan di daerah
tersebut. Nama latin pisang ini adalah Musa Arfakiana Argent.
"Umumnya tandan pisang itu menjuntai ke bawah mengikuti gravitasi bumi. Namun tandan dari pohon pisang Musa Arfakiana ini menjulur ke atas, tanaman ini endemik Pegunungan Arfak," ujar dia.
Menurut dia, ada genetika tertentu yang membedakan pisang Musa Ingens dan Musa Arfakiana dengan pohon pisang pada umumnya. Hal ini merupakan keunggulan dari kekayaan hayati Pegunungan Arfak yang harus dilestarikan melalui upaya-upaya konservasi.
Pegunungan Arfak adalah kabupaten baru di Papua Barat yang dimekarkan pada 2012 dari Kabupaten Manokwari. Daerah yang 80 persen merupakan kawasan hutan konservasi ini memiliki cukup banyak kekayaan alam yang tidak dapat ditemukan di daerah lain.
Pemerintah daerah bertekad mengembangkan daerah tersebut sebagai kabupaten pariwisata. Selain Musa Ingens dan Musa Arfakiana, daerah ini memiliki kekayaan hayati lain baik flora maupun fauna.
"Kami punya dua danau Anggi Giji dan Anggi Gida, ada tempat penangkaran kupu-kupu, ada tempat pengintaian burung pintar dan burung cendrawasih," kata Bupati Pegunungan Arfak Yosias Saroy yang dihubungi dari Manokwari.
Dia menyebutkan, kekayaan alam di daerah ini cukup melimpah, namun keterbatasan infrastruktur masih menjadi kendala sekaligus tantangan pembangunan daerah.
"Sektor pertanian dan perkebunan pun menjadi salah satu prioritas pembangunan, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kami ingin mengembangkan konsep agrowisata," ujarnya.
"liputan6"
"Umumnya tandan pisang itu menjuntai ke bawah mengikuti gravitasi bumi. Namun tandan dari pohon pisang Musa Arfakiana ini menjulur ke atas, tanaman ini endemik Pegunungan Arfak," ujar dia.
Menurut dia, ada genetika tertentu yang membedakan pisang Musa Ingens dan Musa Arfakiana dengan pohon pisang pada umumnya. Hal ini merupakan keunggulan dari kekayaan hayati Pegunungan Arfak yang harus dilestarikan melalui upaya-upaya konservasi.
Pegunungan Arfak adalah kabupaten baru di Papua Barat yang dimekarkan pada 2012 dari Kabupaten Manokwari. Daerah yang 80 persen merupakan kawasan hutan konservasi ini memiliki cukup banyak kekayaan alam yang tidak dapat ditemukan di daerah lain.
Pemerintah daerah bertekad mengembangkan daerah tersebut sebagai kabupaten pariwisata. Selain Musa Ingens dan Musa Arfakiana, daerah ini memiliki kekayaan hayati lain baik flora maupun fauna.
"Kami punya dua danau Anggi Giji dan Anggi Gida, ada tempat penangkaran kupu-kupu, ada tempat pengintaian burung pintar dan burung cendrawasih," kata Bupati Pegunungan Arfak Yosias Saroy yang dihubungi dari Manokwari.
Dia menyebutkan, kekayaan alam di daerah ini cukup melimpah, namun keterbatasan infrastruktur masih menjadi kendala sekaligus tantangan pembangunan daerah.
"Sektor pertanian dan perkebunan pun menjadi salah satu prioritas pembangunan, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kami ingin mengembangkan konsep agrowisata," ujarnya.
"liputan6"













0 komentar:
Posting Komentar