Cut Nyak Meutia salah satu pejuang wanita Aceh yang sangat tangguh dan
gigih dalam bertarung melawan penjajah. Kisah
cinta Cut Nyak Meuthia dan suami pertamanya, Teuku Cut Muhammad atau
Teuku Cik Tunang adalah sebuah kisah cinta dan perjuangan yang begitu
hebat dan penuh pengorbanan. Setelah beberapa lama bertempur di garis
depan, Teuku Cik Tunong ditangkap oleh Belanda dan dijatuhi hukuman
mati. Menjelang hari pelaksanaan hukuman Cut Nyak Meutia mengunjungi
sang suami untuk terakhir kalinya dengan membawa bayi mereka. Kedatangan
dua orang yang dicintainya membuat Teuku Cut Muhammad tersenyum, begitu
juga si bayi yang gembira bertemu dengan ayahnya tanpa ia tahu bahwa
hari itu adalah pertemuan terakhirnya dengan sang ayah.
Dari
dalam jeruji, Teuku Cik Muhammad mengulurkan tangannya yang dengan
segera diraih oleh istrinya seakan tak mau melepaskan. Mata mereka basah
oleh air mata, dan Teuku Cik Muhammad meminta Cut Nyak Meutia untuk
meneruskan perjuangan yang dengan segera disanggupi oleh istrinya. Tapi
tidak hanya itu saja, ia meminta istrinya untuk menikah dengan Pang
Nanggroe, sahabat dan rekan seperjuangannya agar Cut Nyak Meutia bisa
bersama-sama maju ke medan perang. “Saya berjanji, saya akan mematuhi
wasiatmu, demi cintaku padamu, demi sayangku pada putera kita Raja Sabi
dan demi keyakinanku akan meneruskan perjuangan melawan Belanda,
sepeninggalmu kelak,” jawab Cut Meutia dengan tersedu-sedu. Butuh
keteguhan hati yang besar untuk berjuang di medan perang demi kebebasan
negara, serta butuh kesabaran yang besar pula untuk mengikhlaskan sang
istri agar menikah dengan orang lain.












0 komentar:
Posting Komentar