Kamis, 20 Oktober 2016

DI JAKARTA TIKUS DIHARGAI 20 RIBU

JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan menggelontorkan uang sebesar Rp80 juta untuk menjalankan gerakan basmi tikus berbayar. Anggaran ini sedianya akan dipakai untuk membayar tikus hasil tangkapan warga yang dihargai satu ekor Rp20.000. Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyebut jika bawahannya, Asisten Pembangunan sedang menyusun prosedur tetap (Protap) untuk mekanisme dan sosialisasi program ini. sosialisasi mekanisme GBT. Sementara untuk anggaran bisa saja ditingkatkan nantinya.  "Yang Rp80 juta yang ada di Biro Umum, kami akan cek. Bayangkan kalau Rp80 juta, belum lagi dari Dinas Kelautan Pertanian. Makanya kami lagi sisir mana yang memungkinkan (anggarannya) untuk pembasmi hama," ujarnya di Balai Kota Jakarta, Jakarta Pusat, Kamis 20 Oktober 2016.
Wakil Gubernur juga mengatakan, munculnya wacana program perburuan tikus dilatarbelakangi semakin banyaknya tikus got di permukiman warga.
Penyebabnya, tak adanya predator alami bagi hewan pengerat yang dianggap sumber penyakit itu.
Secara alamiah, kata Djarot, predator bagi tikus adalah burung hantu dan ular.
Namun, ia menyebut hewan-hewan tersebut bukan tipikal hewan yang bisa hidup di lingkungan perkotaan.
Djarot menyebut satu-satunya hewan perkotaan yang bisa dijadikan predator bagi tikus got adalah kucing.
“Ya, kalau di kota predatornya siapa? Kucing. Tapi kucing sudah enggak berani sama tikus,” ujar Djarot di Balai kota Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (19/10/2016).
Menurut Djarot, kucing kota tidak berani menangkap tikus got karena ukuran tubuhnya yang sudah hampir menyamai ukuran kucing.

Djarot menceritakan pengalamannya saat berkendara yang pernah menabrak seekor tikus got.
"Waktu safari Ramadhan di salah satu perkampungan, habis sholat tarawih pas lewat sempat nabrak tikus gede banget. Tak pikir kucing," ujar Djarot.
Menurut Djarot, teknis mengenai pelaksanaan program memburu tikus masih dibahas.
Kemungkinan, program ini dilaksanakan dengan dengan meminta warga memburu tikus-tikus got yang ada di lingkungan tempat tinggalnya.
Tikus yang ditangkap kemudian dikumpulkan di kantor kelurahan dan dihargai Rp 20.000 per ekor.
Djarot menyebut bangkai-bangkai tikus yang terkumpul nantinya akan diolah menjadi pupuk.
"Yang kita buru adalah tikus-tikus got, yang gede-gede itu lho. Yang suka gigitin kabel," ucap Djarot.(Alsadad Rudi)

BACK

0 komentar:

Posting Komentar